Jenjang karir seorang desainer interior tergantung dari sertifikasi profesi yang dimilikinya.
Sertifikasi tersebut dikeluarkan oleh Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) berdasarkan penilaian terhadap pengalaman ataupun portofolio seorang desainer interior.
Nah, kalau punya sertifikasi maka profesinya diakui dan bisa menjalankannya sesuai standar yang berlaku. Secara umum ada 3 tingkatan desainer interior.
Desainer Interior Pratama
Menangani desain ruangan-ruangan rumah atau residensial dengan total luas 500 meter persegi.
Desainer Interior Madya
Menangani desain ruangan-ruangan rumah dan gedung komersial dengan total luas 1.000 meter persegi.
Desainer Interior Utama
Menentukan pelaksanaan desain karena bertindak sebagai manajemen dan eksekutor.
Selain itu, dikutip melalui laman akupintar, lulusan desainer interior memiliki prospek kerja yang luas.
1. Bergabung dengan biro konsultan desain interior
Biro konsultan arsitektur yang menangani desain interior juga bisa menjadi awal yang baik untuk karirmu kedepannya.
Biro-biro jasa tersebut biasanya melayani penawaran konsep interior, gambar teknik, gambar sketsa, visualisasi gambar, video 3D, ide-ide penggunaan material, furnitur, dan sebagainya. Jasa konsultasi tak melulu dilakukan secara offline – dengan bertatap muka langsung antara Desainer Interior dengan klien, tapi juga dapat dilakukan secara online.
Saat ini, banyak Desainer Interior yang menjadi konsultan, menjual, dan menerima pesanan via sosial media ataupun website perusahaan. Memahami seluk beluk setiap pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai disebuah biro konsultan desain interior maupun arsitektur dapat membekalimu dengan pengetahuan bermanfaat saat nantinya kamu menjankan biro jasa sendiri.
2. Menjadi seorang freelancer
Bisa bekerja lepas, menjadi seorang Visualizer 3D ataupun Drafter. Syaratnya, Anda musti memiliki jaringan kerja dan portofolio yang menarik.
Seharusnya tak terlalu rumit karena sebagai seorang lulusan Desain Interior, Anda telah dibekali dengan keterampilan dan kemampuan yang spesifik, termasuk visualisasi desain interior dalam format gambar dan video.
Berawal dari freelance, Anda bisa saja membangun usaha pada bidang yang sama.
Semakin besar skala usahamu, regional, nasional, atau internasional, mungkin nantinya Anda perlu mengembangkannya menjadi sebuah badan usaha.
3. Bekerja pada perusahaan konstruksi, properti, atau kontraktor
Anda bisa menjadi seorang Desainer Interior pada perusahaan-perusahaan konstruksi, properti, maupun kontraktor. Selain Desainer Interior, kamu juga bisa mengisi posisi pengawas pelaksana pekerjaan interior, manajer proyek konstruksi, atau bahkan bila dianggap layak Anda dapat mengelola sebuah tim konstruksi.
4. Menjadi distributor produk-produk interior, termasuk meubelair
Yang namanya interior, takkan terpisahkan dari segala sesuatu yang mengisi ruangan – furnitur, lukisan, karpet, lampu hias, atau yang lain.
Seorang Desainer Interior tentunya paham dengan produk-produk interior terbaik dikelasnya, dan Anda bisa menjadi distributor atau suplier produk-produk tersebut.
Untuk menjadi seorang distributor produk, Anda perlu membekali diri dengan riset pasar untuk melihat siapa yang nantinya berpotensi menjadi pelangga dan mencari produsen yang menghasilkan produk-produk berkualitas.
5. Merancang dan memproduksi furnitur dengan ciri khas
Agar furnitur bikinan Anda tetap beda dan menarik, Anda perlu menciptakan ciri khas tersendiri. Saat ini, model Scandinavian sepertinya sedang merajai.
6. Bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Badan Usaha Milik Negara ataupun instansi pemerintah
Dapat mengikuti ujian CPNS di Kementerian Perindustrian, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Sekretariat Negara, atau Kementerian Perdagangan. Anda juga bisa melamar kerja pada BUMN yang bergerak dibidang jasa konstruksi, seperti PT Wijaya Karya Persero, Waskita, Adhi Karya, Nindya Karya, dan lain-lain.